SAYONARA KALIJODO

Warga beraktivitas di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Warga beraktivitas di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Aparat Kepolisian berpatroli di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Alat berat membongkar bangunan di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Dua petugas Satpol PP melihat pembongkaran bangunan di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Seorang pedagang menjajakan air bersih di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Sepatu milik warga berada di salah satu ruangan di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Sebuah kendaraan melintas di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Sebuah bangku kosong berada di salah satu cafe di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Sebuah foto berada di salah satu ruangan di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Bangunan salon ditinggalkan penghuninya di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Sejumlah petugas Kepolisian berjaga di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.

Hingar bingar musik mengiringi terdengar menyeruah di kawasan kumuh di Jalan Kepanduan II, Jakarta Utara. Di area sepanjang kurang lebih 800 meter itu, nadi kehidupan malam berdegup kencang. Remang remang lampu dan deretan cafe membuat pinggiran sungai Angke itu terlihat berbeda dengan kawasan sekitarnya. Orang mengenal daerah itu dengan sebutan Kalijodo, sebuah kawasan dunia malam di sudut ibukota dengan segala perniknya, bar, karaoke hingga wanita penghibur.

Kalijodo merupakan salah satu kawasan lama di Jakarta karena sudah ada sejak ibukota masih bernama Batavia. Konon, nama Kalijodo itu berawal dari kedatangan etnis Tionghoa, yang karena tidak membawa keluarga mereka akhirnya menetap dan mencari pasangan di tempat barunya.

Dalam proses pencarian pasangan itu, mereka kerap bertemu di kawasan bantaran sungai yang kini bernama Sungai Angke. Lambat laun kawasan itu pun makin ramai dikunjungi sejumlah muda-mudi untuk mencari pasangan. Hingga pada abad 20, Kalijodo berkembang sebagai tempat hiburan yang tidak hanya diincar para pria asal etnis Tionghoa. Kalijodo yang dekat dengan pelabuhan menjadi tempat hiburan bagi para kuli pelabuhan saat kapal bersandar di Sunda Kelapa.

Setelah Pemprov DKI Jakarta menutup lokasisasi Kramat Tunggak pada tahun 1999, Kalijodo seolah menjelma menjadi penggantinya, sehingga Kalijodo pun berubah menjadi tempat pelacuran di Ibukota.

Kawasan itu kemudian berkembang dengan segala ceritanya, mulai dari perjudian dengan omset miliaran rupiah hingga keributan antar suku yang melibatkan para preman penguasa lokalisasi tersebut.

Kini kisah itu telah berakhir, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memerintahkan untuk membongkar bangunan yang berada di kawasan itu, potret pelacuran kelas menengah ke bawah itu pun runtuh saat sejumlah alat berat merubuhkan bangunannya hanya dalam satu hari.

Kawasan tersebut akan dijadikan taman hijau dengan konsep Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) dengan berbagai fasilitas salah satunya lapangan sepak bola dan pembangunan taman Kalijodo.

Foto dan Teks: Muhammad Adimaja

Pewarta: Muhammad Adimaja | Editor:

Disiarkan: 07/03/2016 23:00