RELAWAN SATWA TERDAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG
Suara anjing bersautan saat rombongan relawan dari Bali Rumah Singgah Satwa (Bali Russ) memasuki dusun-dusun di zona bahaya Gunung Agung untuk memberi makan hewan-hewan kelaparan yang ditinggal majikannya mengungsi.
Seperti di Desa Sebudi, Kabupaten Karangasem, Bali, yang hampir seluruh dusunnya masuk ke dalam kawasan rawan bahaya III bencana letusan Gunung Agung sehingga seluruh penghuni dusun mengungsi dan dilarang ada aktivitas di zona berbahaya itu.
Sudah lebih dari dua bulan setelah Gunung Agung berstatus awas pada 22 November, kelompok relawan Bali Russ seakan menjadi majikan sementara para satwa seperti anjing, kucing serta unggas yang tak pernah mendapatkan makan sehari-hari dari pemiliknya yang terpaksa meninggalkan rumah.
Hanya memberi makan hewan saja sangatlah mudah, namun akses menuju dusun-dusun yang sulit dilalui ditambah debu vulkanis yang menjadi lumpur di jalanan usai tersiram hujan menjadi tantangan mereka untuk menghidupi satwa.
Bukan sekadar memberi makan lalu pergi, para relawan itu juga mengevakuasi satwa yang sakit, hamil dan masih bayi untuk diobati dan dibawa ke posko penampungan hewan karena bila dibiarkan, debu sisa erupsi Gunung Agung akan memperparah kondisi satwa.
Dalam usaha menyelamatkan para satwa, relawan pun terkadang harus mempertaruhkan nyawanya karena harus masuk ke lokasi-lokasi berjarak lima hingga tiga kilometer dari kawah Gunung Agung yang masih aktif menunjukkan aktivitas.
Bukan hanya bermodal keberanian dan rasa cinta tehadap binatang untuk menjadi pahlawan satwa Gunung Agung, para relawan itu juga membutuhkan donasi untuk membeli makan dan obat untuk satwa yang jumlahnya tidak sedikit.
Foto dan Teks: Hafidz Mubarak A
Pewarta: Hafidz Mubarak A | Editor:
Disiarkan: 15/12/2017 15:00