TNI atasi gangguan keamanan di tiga trouble spot
Dini hari yang dingin, tim kecil gabungan pasukan elit TNI AL, Kopaska dan Taifib berhasil menyusup ke bibir pantai Banongan, Situbondo yang dikuasai musuh, mereka memetakan koordinat, mengabarkan kondisi keamanan serta ketinggian ombak sebagai karpet pendaratan Korps Marinir.
Ratusan mil jauhnya dari pantai, kapal pendarat tank telah membuka rampa, derit rantai dan deru mesin tank amfibi berbaur bau asap pembakaran mesin, menyemangati prajurit petarung untuk keluar dari kapal.
Perintah daratkan pasukan akhirnya menggema di semua KRI, tanpa ragu tank amfibi BMP-3f dan PT-76 serta kendaraan pengangkut personel amfibi lapis baja BTR 50 bergerak masuk ke laut menuju pantai.
Tank amfibi membentuk formasi menuju tumpuan pantai sambil terus melesatkan peluru, sementara desingan roket dan meriam yang dilepaskan KRI membantu memuluskan jalannya pendaratan.
Tak kalah garangnya dua jet tempur F-16 Fighting Falcon TNI AU meraung di udara sambil mengunci sasaran yang berada di laut serta perlindungan udara untuk melemahkan pertahanan lawan di pantai.
Bersamaan dengan itu 122 prajurit Yonif Para Raider 502 Kostrad melaksanakan terjun statik dari dua pesawat angkut Hercules C-130 sebagai dukungan tambahan lintas udara dalam operasi gabungan.
Akhirnya tumpuan pantai Banongan, Asembagus, Situbondo berhasil dikuasai, dan selanjutnya operasi darat gabungan digelar untuk menghancurkan pertahan musuh yang berpusat di hutan sekitar Baluran, Kecamatan Banyuputih, Jawa Timur.
Gemuruh Roket Vampire RM-70 Grad dan meriam Howitzer 105mm, membuka jalan bagi prajurit tiga matra, darat, laut, dan udara melaksanakan operasi darat gabungan, merangsek maju ke jantung pertahanan musuh menggunakan tank dan kendaran tempur pendukung lainya.
Operasi darat gabungan merupakan operasi lanjutan setelah operasi udara gabungan, operasi amfibi, operasi lintas udara, dan operasi pendaratan administrasi.
Berkat kegigihan prajurit tiga matra, kerja tim yang solid, komunikasi yang handal, serta peralatan yang mendukung, pertahanan musuh berhasil dihancurkan, TNI kembali mengambil alih kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memenangkan pertempuran.
Latihan Gabungan (Latgab) TNI Dharma Yudha 2023 yang melibatkan sekitar 7500 prajurit itu digelar secara bersamaan di tiga trouble spot atau komando gabungan wilayah pertahanan (Kogabwilhan), Kogabwilhan I di Dabo Singkep, Riau, Kogabwilhan II di Asembagus, Situbondo, dan Kogabwilhan III di Manokwari Selatan, Papua Barat.
Menurut Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono walaupun Indonesia dalam kondisi damai, latihan militer tetap diperlukan, karena dalam kondisi apa pun TNI itu harus siap berperang demi menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Latihan gabungan ini selain untuk mengasah kemampuan dan naluri tempur prajurit TNI juga untuk melihat kesiapsiagaan dan kekuatan operasional alutsista yang dimiliki TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta seluruh personel yang terlibat” kata Yudo Margono.
Foto dan teks : Budi Candra Setya dan Didik Suhartono.
Editor : Saptono
Pewarta: Budi Candra Setya Dan Didik Suhartono | Editor:
Disiarkan: 16/08/2023 15:26