Harapan baik potensi udang tambak

Kincir air beroperasi pada kolam tambak udang vaname hasil budidaya Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di desa Bonda, Mamuju, Sulawesi Barat.
Pekerja menghitung kandungan kolam tambak udang vaname.
Pekerja memberi makan udang vaname hasil budidaya.
Pekerja menghitung hasil panen udang vaname.
Foto udara budi daya tambak udang vaname milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di Desa Bonda, Mamuju, Sulawesi Barat.
Pekerja menjaring udang hasil budidaya di tambak.
Sejumlah pekerja memanen udang vaname menggunakan jaring.
Pekerja memperlihatkan udang vaname hasil budidaya.
Pekerja membekukan udang vaname hasil panen.
Pekerja mengemas udang vaname hasil budidaya.
Pekerja memperlihatkan udang vaname hasil budidaya Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang telah dikemas untuk dipasarkan.

Matahari mulai terik, sejumlah pekerja turun ke dalam kolam dengan membentang jaring dan menebarkan jala kemudian menariknya ke tepian. Percikan udang di permukaan air kolam pun tak terhitung jumlahnya. Maklum, panen kali ini cukup memuaskan. 

Hanya dalam hitungan waktu 90 hari, sekitar 25 ton udang jenis vaname didapatkan dari delapan petak kolam tambak dengan luas sekitar 8.000 meter persegi. Dapat dibayangkan dalam setahun, berapa produktivitas yang diraih. Begitulah potensi budidaya udang vaname air laut yang dikelola BUMdes di sekitar Pantai Desa Bonda, Kecematan Papalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Haruna, selaku Ketua Kelompok BUMdes mengatakan panen pada usia 90 hari mengahasilkan udang ukuran 35 (35 ekor dalam satu kg).

"Udang vaname size 35 umur 90 hari, bobot dan ukurannya masih bisa diperbesar, namun tentunya biaya produksi juga meningkat, makanya kita memilih panen pada usia tersebut “ kata Haruna

Desa Bonda yang terletak di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, merupakan salahsatu desa dengan potensi budi daya tambak produktif seluas 9.600  ha yang dikelolah langsung Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), 

KKP melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Barat menggandeng eFishery untuk memfasilitasi petambak dalam hal penyediaan modal, bibit, pupuk, pakan, dan pendampingan teknologi.

Program kolaborasi itu menyasar kawasan tambak yang sebelumnya berjalan secara tradisional dengan enam kolam intensif milik BUMDes yang dikelola oleh kelompok petambak Desa Bonda. 

Program budidaya Intensif itu diharapkan akan terus berlanjut dengan menyasar beberapa wilayah di Sulawesi Barat. Keberhasilan di Desa Bonda akan menjadi tolak ukur keberhasilan program dari seluruh penerima manfaat, agar dampak yang dihasilkan bisa dijadikan acuan rekomendasi pengembangan perikanan budidaya di tingkat pusat maupun daerah. 

Menurut data Kemenko Pangan, produk perikanan Indonesia telah merambah 133 negara dengan nilai ekspor tahun 2023 mencapai 5,6  miliar dolar AS  dengan produk terserap paling banyak salahsatunya adalah udang selain produk perikanan lainnya. Senada dengan Kemenko Pangan, data organisasi pengan dan pertanian PBB (FAO) pada 2023 mencatat kontribusi udang mencapai 34,5 persen dari ekspor produk perikanan.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi udang nasional, diantaranya program KKP membangun tambak udang modern dan tambak dengan teknologi intensif dan super intensif yang memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

Foto dan teks : Akbar Tado
Editor : Wahyu Putro A

Pewarta: Akbar Tado | Editor:

Disiarkan: 14/12/2024 23:56