Merajut asa warga binaan wanita dari balik jeruji rutan

Aneka hasil kerajinan rajut yang berhasil dibuat oleh warga binaan pemasyarakatan wanita.
Warga binaan pemasyarakatan wanita membawa peralatan kebersihan untuk menyapu d sekitar pos pengamanan di Rumah Tahanan Negaran (Rutan) Kelas IIB Boyolali, Jawa Tengah.
Sejumlah warga binaan pemasyarakatan wanita mengikuti senam pagi.
Detail tangan warga binaan pemasyarakatan wanita menyusun benang untuk membuat kerajinan rajut.
Hasil kerajinan merajut benang yang dibuat oleh warga binaan wanita
Warga binaan pemasyarakatan wanita membuat kerajinan tas rajut.
Sejumlah warga binaan pemasyarakatan wanita mengikuti pelatihan kerajinan merajut.
Petugas mengecek kesiapan makan pagi untuk warga binaan pemasyarakatan wanita.
Sejumlah warga binaan pemasyarakatan wanita melakukan tadarus Al Quran bersama-sama.
Mahasiswa psikologi melakukan pendampingan warga binaan pemasyarakatan wanita.
Seorang warga binaan pemasyarakatan wanita menghubungi keluarganya dengan fasilitas telepon umum.
Sejumlah warga binaan pemasyarakatan wanita berdoa seusai menunaikan Shalat Dhuha.

Pagi itu jam telah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Warga binaan pemasyarakatan (WBP) keluar dari ruang tahanan menikmati udara segar dan mentari pagi dengan kegiatan senam.



Usai mengikuti senam, mereka beristirahat lalu sarapan pagi bersama sebelum melanjutkan kegiatan lainnya di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Boyolali, Jawa Tengah.



Suasana terasa lebih tenang ketika memasuki area blok penjara warga binaan wanita, Sekitar 15 WBP wanita harus hidup di balik jeruji penjara untuk menjalani masa hukuman dengan berbagai macam kasus.



Tidak hanya sekedar menjalani masa hukuman tanpa kegiatan yang berarti, di dalam penjara para warga binaan wanita tersebut diberi berbagai kegiatan untuk membangun kembali rasa percaya diri. 



Sejumlah bekal untuk merajut harapan WBP di masa depan disiapkan Lapas, di antaranya pendampingan psikologi, keterampilan, serta penguatan iman atau agama. Untuk kegiatan ini Rutan Boyolali berkolaborasi dengan lembaga pendidikan tinggi, organisasi keagamaan, serta pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).



Berbagai macam pelatihan keterampilan untuk warga binaan wanita diberikan, seperti pelatihan memproduksi kerajinan rajut.



“Adanya bimbingan konseling psikologi, keagamaan dan kegiatan pelatihan keterampilan seperti ini bagi saya sangat bermanfaat. Pelatihan yang saya dapatkan selama di dalam penjara ini bisa jadi bekal keterampilan yang saya gunakan setelah keluar dari penjara”, ujar Retno (50) salah satu warga binaan wanita.



Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Boyolali, Eko Bekti Susanto menyatakan melalui program pendampingan dan pelatihan keterampilan yang dijalin Rutan Boyolali bersama berbagai pihak luar, para warga binaan tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga membangun masa depan



Bekal kemandirian dan keterampilan yang WBP dapatkan bisa menjadi jembatan emas untuk kembali menjadi bagian produktif dari masyarakat serta menata hidup yang lebih baik.



 



Foto dan teks: Aloysius Jarot Nugroho



Editor : Zarqoni Maksum



 



 



 



 

Pewarta: Aloysius Jarot Nugroho | Editor:

Disiarkan: 26/03/2025 11:34