Wajah Koperasi Merah Putih dari Desa Karamatwangi

Foto udara penginapan glamping dan tenda yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Keramat Jaya di Agrowisata Tepas Papandayan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Petani berjalan menuju ladang untuk bercocok tanam di Desa Karamatwangi.
Petani dari Koperasi Merah Putih Karamatwangi memotong (stek) benih kentang dengan sistem green house di Asf Farm.
Petani dari Koperasi Merah Putih Karamatwangi memasang plastik mulsa yang akan ditanami kentang
Petani dari Koperasi Merah Putih Karamatwangi menyiram tanaman di Asf Farm.
Pekerja klinik tanaman melakukan uji sampel pH air milik petani anggota Koperasi Merah Putih di klinik pertanian, Desa Karamatwangi.
Pekerja klinik tanaman melayani petani anggota Koperasi Merah Putih saat membeli pupuk hayati majemuk atau trichoderma sp di Klinik Pertanian, Desa Karamatwangi.
Pekerja klinik tanaman memeriksa pertumbuhan daun tanaman kentang milik petani anggota Koperasi Merah Putih di Desa Karamatwangi.
Ojeg gunung membawa pupuk kandang ayam untuk petani Koperasi Merah Putih Karamatwangi.
Sayuran pecay yang sudah dipanen di Desa Karamatwangi.
Pekerja memilah bibit kentang G1 di Gudang Koperasi Merah Putih Karamatwangi.
Petani menjemur kopi hasil panen di Desa Karamatwangi.
Petani anggota Koperasi Merah Putih memperlihatkan buah kopi ceri varietas Yellow Bourbon.
Pegawai menunggu anggota koperasi di Kantor Kesekretariatan Koperasi Merah Putih Karamatwangi.
Foto udara lahan pertanian yang ditanami kentang di Desa Karamatwangi.

Dibalik sejuknya embun pagi dan hijaunya hamparan ladang di kaki Gunung Papandayan, tersembunyi kehidupan yang harmonis di Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Setiap pagi, kabut tipis menyelimuti rumah warga yang terlihat rapi disertai gemericik air irigasi.

Desa itu bukan sekadar tempat tinggal, tapi sumber penghidupan dan harapan bagi warganya. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani yang menggantungkan hidup dari tanah warisan leluhur. Tanah vulkanik yang subur dan udara bersih menjadikan Karamatwangi lokasi ideal untuk bertani, terutama komoditas hortikultura seperti kentang dan kopi.

Pada tahun 2024, Desa Karamatwangi mampu produksi kopi sebanyak 1.000 ton, sehingga dibutuhkan berbagai akses bagi masyarakat termasuk permodalan agar tidak hanya menjual produk mentah, namun dapat diolah menjadi produk yang lebih berkualitas.

“Kami butuh dukungan agar kopi dari desa bisa naik kelas, bukan hanya dijual mentah, tapi diolah menjadi produk berkualitas,” ungkap petani kopi Momo Sudomo.

Sehingga, program pembentukan 80.000 Koperasi Merah Putih (KMP) oleh pemerintah yang salahsatunya adalah KMP Karamatwangi menjadi angin segar bagi masyarakat.

Sebelum peresmian Koperasi Merah Putih secara nasional, KMP Karamatwangi merupakan salah satu koperasi yang paling siap menjadi proyek percontohan tingkat nasional karena memiliki keunggulan dengan ekosistem usaha yang beragam. Unit usaha yang dijalankan meliputi pembibitan kentang, klinik pertanian produksi tanaman herbal, pengolahan kopi, hingga pengelolaan objek wisata.

Masyarakat dapat langsung memperoleh bibit unggul secara lagsung dari desa, salahsatunya bibit kentang yang harganya hanya separuh dari harga sebelumnya, kata Deden Hardiman, yang menjadi wakil ketua bidang usaha KMP Karamatwangi.

Saat ini Koperasi Karamatwangi telah memiliki 164 anggota dan telah merambah berbagai bidang usaha diantaranya simpan pinjam, penyediaan sembako, klinik pertanian, jasa logistik, pembenihan cabai hingga pengolahan kopi yang semuanya dikelola secara kolektif demi meningkatkan kesejahteraan warga.

Unit usaha yang terbilang lengkap membuat arah pengembangan koperasi Karamatwangi menjadi lebih jelas dan terencana, termasuk dalam hal kebutuhan modal.

Dengan semangat gotong royong, masyarakat mampu menjadikan koperasi sebagai penggerak ekonomi.

 

Foto dan teks : Adeng Bustomi

Editor : Wahyu Putro A

 

 

Pewarta: Adeng Bustomi | Editor:

Disiarkan: 21/07/2025 23:42