Latgabma SGS 2025, komitmen jaga perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik
Deru baling-baling helikopter Bell 412 EP memecah keheningan pagi di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD, Baturaja, Sumatera Selatan.
Satu per satu prajurit Batalyon Infanteri 330/Tri Dharma yang jumlahnya puluhan orang, turun dan mendarat di titik sasaran yang diskenariokan sebagai wilayah musuh.
Begitu menapak tanah, tanpa banyak jeda, mereka langsung menyusuri rimba, diiringi langkah pasukan multinasional serta dentuman tembakan dari heli tempur AH-64 Apache milik TNI AD dan tentara Amerika Serikat.
Di sisi lain, perimeter pengamanan segera dibentuk oleh prajurit Amerika Serikat dan Australian Defence Force.
Dari darat, deru roket ikut mewarnai. Himars milik AS, Vampire RM-70 Marinir TNI AL, dan Astros II MK 6 Armed Kostrad menggelegar memekakkan telinga.
Suara mortir 81 mm melengkapi harmoni senjata berat yang membuka jalan bagi gerak maju pasukan infanteri.
Aksi itu menjadi puncak Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield (SGS) 2025. Kegiatan tersebut merupakan latihan militer terbesar dalam sejarah Indonesia yang digelar pada 25 Agustus–3 September 2025 di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Latihan ini melibatkan 6.501 personel dari 13 negara.
Sebagai tuan rumah, Indonesia mengerahkan 4.105 prajurit dari matra TNI AD, AL, dan AU. Amerika Serikat mengikutsertakan 1.347 prajurit. Selebihnya berasal dari Jepang, Australia, Korea Selatan, Belanda, Singapura, Kanada, Prancis, Jerman, Brasil, Selandia Baru, dan Inggris.
Tak hanya menampilkan operasi tempur, SGS 2025 juga meliputi latihan multidimensi, antara lain operasi siber (cyberex), operasi lintas udara, serta operasi khusus dengan teknik military free fall.
Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi Revita menegaskan bahwa latihan ini bukan sekadar adu kekuatan alutsista. “Latgabma Super Garuda Shield tahun 2025 adalah wadah kepercayaan, jembatan persahabatan, serta mercusuar komitmen kita bersama menjaga perdamaian dan stabilitas,” ujarnya.
Pandangan serupa datang dari Kuasa Usaha ad- interim Amerika Serikat untuk Indonesia, Peter Haymond. Menurutnya SGS 2025 mencerminkan peran strategis Indonesia di kawasan.
“Latihan bersama ini merupakan bukti kepemimpinan Indonesia dan komitmennya terhadap perdamaian dan keamanan di Indo-Pasifik,” kata Haymond.
Foto dan teks : Nova Wahyudi
Editor: R. Rekotomo
Pewarta: Nova Wahyudi | Editor:
Disiarkan: 26/09/2025 17:13