Menanam harapan melalui Cetak Sawah Rakyat

Tiga pekerja mengoperasikan ekskavator untuk membuka lahan program Cetak Sawah Rakyat.
Anggota Brigade Pangan melakukan pertemuan di lahan Cetak Sawah Rakyat yang akan mereka garap.
Anggota Brigade Pangan mengecek peta lahan Cetak Sawah Rakyat yang akan mereka garap.
Foto udara pembukaan lahan untuk program Cetak Sawah Rakyat di Desa Ujung, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Saluran air yang akan dibangun pintu air untuk irigasi di lahan Cetak Sawah Rakyat di Desa Ujung.
Anggota Brigade Pangan belajar mengoperasikan drone penebar benih padi di lahan Cetak Sawah Rakyat.
Anggota Brigade Pangan menanam padi dengan mesin rice transplanter.
Anggota Brigade Pangan mengoperasikan alat mesin pertanian rotavator untuk penggemburan tanah.
Anggota Brigade Pangan mengolah lahan menggunakan alat mesin pertanian rotavator dengan latar depan bibit tanaman padi.

Suara ekskavator membelah sunyi di Desa Ujung, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Mesin-mesin itu beroperasi untuk menggarap lahan mati menjadi petak-petak sawah, menandai dimulainya kehidupan baru melalui program Cetak Sawah Rakyat.



Program Cetak Sawah Rakyat yang merupakan program Kementerian Pertanian ini bukan sekadar membuka lahan. Program tersebut berupaya menghidupkan kembali tanah yang lama terlelap menjadi hamparan sawah baru dengan harapan tumbuh sebagai lumbung padi.



Di Kecamatan Bati-Bati, lahan seluas 359 hektare dari total 4.000 hektare lahan Cetak Sawah Rakyat di Kabupaten Tanah Laut, disiapkan khusus untuk digarap menggunakan teknologi modern yang akan memangkas waktu dan tenaga.



Di balik program Cetak Sawah Rakyat, hadir kelompok Brigade Pangan (BP) bentukan Kementerian Pertanian sebagai penggerak utama. Brigade Pangan tak hanya diisi oleh petani senior, melainkan juga generasi milenial yang memilih jalan bertani sebagai medan perjuangan sekaligus peluang masa depan.



Di lokasi Cetak Sawah Rakyat kawasan Desa Ujung, Kecamatan Bati-Bati, terbentuk Brigade Pangan (BP) Ujung Jaya dengan beranggotakan 15 orang dengan didominasi generasi milenial yang piawai mengoperasikan alat pertanian modern.



Di tangan mereka, peralatan seperti traktor, rotavator (mesin pengolah tanah), rice transplanter (mesin penanam padi), hingga combine harvester (mesin pemanen) yang disediakan oleh Kementan seakan menjadi tongkat sulap untuk menggarap lahan seluas 230 hektare menjadi hamparan sawah.



Tak hanya mendapatkan peralatan modern, kelompok tersebut juga dibekali pelatihan manajemen usaha pertanian sehingga mereka tidak gagap dalam memahami aspek keuangan, pemasaran, dan rantai pasok agar dapat mencapai keuntungan maksimal secara berkelanjutan.



Hadirnya alat dan mesin pertanian (alsintan) modern dan pelatihan manajemen yang ditunjang dengan infrastruktur yang baik, membuat para petani milenial itu percaya mengelola lahan cetak sawah rakyat tidak hanya menanam padi.



Akan tetapi juga menanam harapan akan peluang ekonomi yang menjanjikan. Mereka yakin dalam setahun lahan garapan mereka dapat mencapai tiga kali masa tanam.



Pada tahun 2025, pemerintah telah menganggarkan Rp15 triliun untuk Program Cetak Sawah seluas 150 ribu hektare dan intensifikasi 80 ribu hektare. Selain itu, pada tahun 2026 akan ada penambahan anggaran hingga Rp44,64 triliun untuk mendukung perluasan cetak sawah menjadi 275 ribu hektare. Seluruh upaya ini merupakan wujud nyata keseriusan pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan dan menopang terwujudnya swasembada pangan nasional.



 



Foto dan teks : Hafidz Mubarak A



Editor : Puspa Perwitasari

Pewarta: Hafidz Mubarak A | Editor:

Disiarkan: 06/10/2025 11:35