Menjemput gabah, menjaga kepastian petani
Karung-karung berisi gabah yang baru saja dipanen petani telah tersusun di pinggir jalan di area persawahan di Desa Panawuan, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menanti untuk ditimbang dan dibeli oleh Tim Jemput Gabah Perum Bulog cabang Cirebon.
Tim Jemput Gabah Bulog cabang Cirebon hadir memastikan hasil panen petani dibeli langsung di lokasi persawahan di empat wilayah kerja yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan dan Majalengka, sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
Tim yang telah dibentuk Perum Bulog cabang Cirebon sejak Januari 2025 ini merupakan mandat untuk menjangkau petani secara langsung di sawah dalam upaya menjaga pasokan pangan dan stabilitas harga serta demi memutus rantai permainan harga tengkulak.
Sebelum adanya kebijakan penyerapan langsung gabah di sawah, petani biasanya menjual gabah hasil panen ke tengkulak yang dibeli dengan harga dikisaran Rp4.800 hingga Rp5.500 per kilogram atau di bawah HPP saat ini.
Penyerapan gabah secara langsung ini bukan sekadar transaksi, melainkan bukti keberpihakan negara terhadap para petani. Kepastian harga membuat petani tenang dan bersemangat untuk menanam kembali. Bagi mereka, kepastian ini adalah nafas baru yang menghidupkan semangat bertani di musim berikutnya.
“Setelah adanya HPP ini, petani sangat terbantu. yang tadinya tidak bisa diprediksi harga jualnya sekarang sudah ada kepastian harga. karena uangnya untuk garap lahan kembali,” ujar Sudaryo, petani dari Desa Panauwan, Kabupaten Kuningan.
Dalam proses penyerapan langsung ini, Tim Jemput Gabah dibantu oleh Babinsa untuk mendapatkan informasi dari kelompok-kelompok tani yang sedang melakukan proses panen sehingga memudahkan tim untuk mendapatkan lokasi penyerapan gabah secara langsung. Selain itu, babinsa turut mendampingi dan mengawal jalannya program jemput gabah, sehingga petani merasa aman dan terlindungi.
Bukan sekadar menguntungkan petani, penyerapan gabah secara maksimal juga membawa dampak besar bagi stok beras yang melimpah. Hingga 31 Juli 2025, Bulog Cirebon mencatat serapan gabah setara 133.624 ton beras atau angka tertinggi lima tahun terakhir, sekaligus peringkat pertama nasional.
Hingga Agustus 2025, pemerintah memastikan stok beras nasional dalam kondisi aman. Saat ini, stok beras nasional tercatat sekitar 4 juta ton yang didukung realisasi serap gabah atau beras sebesar 2,80 juta ton setara beras, sehingga Indonesia saat ini tidak lagi perlu mengimpor dari luar negeri.
Foto dan teks : Hafidz Mubarak A
Editor : Nyoman Budhiana
Pewarta: Hafidz Mubarak A | Editor:
Disiarkan: 14/12/2025 14:46